JAKARTA (Suara Karya): Gerakan Rakyat Lawan Neokolonialisme dan Imperialisme (Gerak Lawan) menilai upaya menangani dampak perubahan iklim tidak cukup hanya dengan penyediaan dana kompensasi oleh negara-negara kaya.
“Tanggung jawab mereka tidaklah cukup dengan menyediakan dana kompensasi bagi upaya rehabilitasi dan mitigasi perubahan iklim,” kata juru bicara Gerak Lawan, Dani Setiawan.
Puluhan orang yang bergabung dalam Gerak Lawan pada Rabu (21/11) ini menggelar aksi di depan Gedung Departemen Keuangan, Lapangan Banteng Jakarta.
Mereka antara lain menuntut perubahan dan perbaikan model pembangunan yang mengedepankan prinsip keadilan, kesetaraan, pelestarian lingkungan, dan penghormatan prinsip hak asasi manusia.
Para pemimpin dunia akan bertemu di Bali untuk melahirkan ‘Bali Mandate’, pertengahan Desember 2007.
Gerak Lawan memperkirakan negara-negara industri maju akan mendominasi pertemuan itu sehingga negara maju akan mengambil keuntungan. Sementara negara dunia ketiga akan menjadi ‘buntung’ sehingga terjadilah kondisi ketidakadilan iklim.
Menurut Dani, ketidakadilan iklim bisa diakhiri dengan asas tanggung jawab dan pengakuan atas praktik yang salah di masa lalu oleh negara-negara industri maju.
“Tanggung jawab itu tidak cukup hanya dengan menyediakan dana kompensasi seperti yang ditawarkan melalui program ‘the reductions emission from deforestation in developing countries’ (REDD),” katanya.
Menurut dia, negara-negara industri maju harus memberikan penghapusan utang luar negeri bagi negara miskin dan berkembang tanpa syarat.
Dampak pemanasan global mengakibatkan semakin intensifnya kerusakan alam dan ancaman bagi kemanusiaan.
Di negara miskin dan berkembang, perubahan iklim yang drastis menyebabkan terjadinya kekeringan, banjir, dan badai yang menghancurkan lahan pertanian, peternakan, dan rumah.
Petani harus menyesuaikan penggunaan benih dan sistem produksi untuk menghadapi perubahan iklim. Lebih lanjut banjir dan kekeringan menyebabkan kegagalan panen, yang pada akhirnya berdampak pada meningkatnya angka kelaparan dunia.
Menteri-menteri Keuangan dunia direncanakan juga akan mengadakan pertemuan di Bali untuk membahas masalah perubahan iklim dari sisi fiskal dan keuangan, 10-11 Desember 2007 di Jimbaran, Bali.
Hasil pertemuan para menteri keuangan ini akan disampaikan pada plenary session ‘United Nation Framework of Conventions on Climate Change’ (UNFCCC), 13 Desember 2007 di Nusa DuaBali. (Antara)
Suara Karya, 21 November 2007
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=187002
Komentar